Featured Post

Siapakah Manusia Terbaik ?


 

 أنَّ رجلًا قالَ : يا رسولَ اللَّهِ أيُّ النَّاسِ خيرٌ ؟ قالَ : مَن طالَ عمرُهُ ، وحَسنَ عملُهُ ، قالَ : فأيُّ النَّاسِ شرٌّ ؟ قالَ : مَن طالَ عمرُهُ وساءَ عملُهُ

الراوي : أبو بكرة نفيع بن الحارث
المحدث :الألباني
المصدر :صحيح الترمذي
الصفحة أو الرقم: 2330
خلاصة حكم المحدث : صحيح [لغيره]

Seorang pria berkata: "Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang terbaik?" 
Rasulullah ﷺ bersabda: "Yaitu orang yang panjang usianya dan baik amalannya." 
Pria itu bertanya lagi: "Lalu, siapakah di antara manusia yang paling buruk?" 
Rasulullah ﷺ menjawab: "Yaitu orang yang panjang usianya tetapi buruk amalannya."

Periwayat: Abu Bakrah Nufai' bin al-Harith
Diriwayatkan oleh: Al-Albani
Sumber: Shahih at-Tirmidzi
Nomor halaman atau nomor hadis: 2330
Status hadis: Shahih [untuk selainnya]

شرح الحديث :
حُسنُ العملِ مع طولِ العمرِ مِن الأمورِ الَّتي يُغْبَطُ عليها صاحِبُها، بعَكسِ سُوءِ العمَلِ مع طُولِ العمرِ؛ فهي ممَّا يُستَعاذُ منه. 
Kebaikan amal bersama dengan panjang umur adalah salah satu hal yang patut dicontoh dan menjadi kebanggaan bagi pemiliknya, berbeda dengan keburukan amal dengan panjang umur yang seharusnya dihindari.

وفي هذا الحديثِ يُخبِرُ أبو بَكْرةَ رَضِي اللهُ عَنه: أنَّ رجُلًا قال: "يا رسولَ اللهِ، أيُّ النَّاسِ خيرٌ؟"، أي: مَن أفضَلُ النَّاسِ حالًا، 
Dalam hadis ini, Abu Bakrah radhiallahu anhu memberitahukan bahwa seorang pria berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang terbaik?" yang berarti siapa orang yang paling baik kondisinya.

فدلَّه النَّبيُّ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم على صِفاتِ مَن هو خيرُ النَّاسِ وأَماراتِه، فقال: "مَن طال عُمرُه، وحَسُنَ عملُه"، أي: أفضلُ النَّاسِ مَن طالَ عُمرُه؛ فهو يَستَفيدُ بطُولِ عُمرِه في الزِّيادةِ مِن حَسَناتِه، وبحُسنِ العَملِ مِن الطَّاعاتِ واتِّباعِ أوامرِ اللهِ ورسولِه، وهذا يدُلُّ على سَعادةِ الدَّارَين والفوزِ بالحُسنَيَين. 
Maka Nabi ﷺ menunjukkan kepada sifat-sifat orang yang terbaik dan tanda-tandanya, beliau bersabda: "Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya." Artinya, orang yang terbaik adalah orang yang panjang umurnya karena dia bisa memanfaatkan panjangnya umur untuk menambah amal saleh dan kebaikan melalui taat kepada Allah dan mengikuti perintah Rasul-Nya. Ini menunjukkan kebahagiaan di dunia dan akhirat serta kemenangan di kedua-duanya.

ثمَّ سألَه السَّائلُ عن نَقيضِ الأوَّلِ، قال: "فأيُّ النَّاسِ شرٌّ؟"، فدَلَّه النَّبيُّ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم على صِفاتِ مَن هو شرُّ النَّاسِ وأَماراتِه، فقال: "مَن طال عُمرُه وساء عَملُه"، أي: أسوَأُ النَّاسِ مَن طالَ عُمرُه، وعَمِل الأعمالَ السَّيِّئةَ مِن المعاصي؛ لأنَّه يَخسَرُ ويُغبَنُ مِن زيادةِ عُمرِه، بعكسِ الأوَّلِ، فكلَّما زاد عُمرُه زادَتْ سيِّئاتُه بِسُوءِ عمَلِه، وهذا يدُلُّ على التَّعاسةِ في الدَّارَين. 
Kemudian orang itu bertanya tentang kebalikan dari yang pertama, ia berkata: "Lalu, siapa di antara manusia yang paling buruk?" Maka Nabi ﷺ menunjukkan sifat-sifat orang yang paling buruk dan tanda-tandanya, beliau bersabda: "Orang yang panjang umurnya namun buruk amalannya." Artinya, orang yang paling buruk adalah orang yang panjang umurnya namun melakukan amal-amal buruk berupa dosa-dosa. Karena ia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala dari panjangnya umur tersebut, berbanding terbalik dengan orang pertama. Setiap kali umurnya bertambah, semakin banyak pula dosa-dosanya, yang menunjukkan kesengsaraan di dunia dan akhirat.

ولَمَّا كان سُؤالُ السَّائلِ عمَّا هو غَيبٌ لا يَعلَمُه إلَّا اللهُ تعالى، عدَل النَّبيُّ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم عن تَحديدِ شخصٍ بعَينِه، وأجاب بأماراتٍ تدُلُّ على المسؤولِ عنه؛ فمَن وُجِدَت فيه هذه الصِّفاتُ لقي الجزاءَ المناسِبِ. 
Karena pertanyaan orang tersebut tentang sesuatu yang merupakan perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah, Nabi ﷺ tidak menunjuk pada seorang individu tertentu, melainkan menjawab dengan sifat-sifat yang menunjukkan orang yang dimaksud. Siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut, maka ia akan mendapatkan balasan yang sesuai.

وقدْ ذكَر النَّبيُّ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم في أحاديثَ كثيرةٍ خيرَ النَّاسِ وشرَّ النَّاسِ ممَّن يتَّصِفون بصِفاتٍ أخرى، وكذلك ذَكَر خيرَ الأعمالِ وشَرَّها، ولكنَّه في كلِّ حَديثٍ يُجيبُ بما يُراعي به حالَ السَّائلِ، أو بما يُعْلِمُ به أمَّتَه مِن أحوالٍ مُتعدِّدةٍ يُمكِنُ أنْ يوصَفَ فيها المرءُ بالخيرِ فيَزيدَ فيها، أو يوصَفَ فيها بالشَّرِّ فيَحْذَرَ منها. 
Nabi ﷺ juga banyak menyebutkan dalam hadis-hadis lain tentang orang yang terbaik dan terburuk di antara manusia, dengan sifat-sifat lainnya, serta tentang amal-amal terbaik dan terburuk. Namun, dalam setiap hadis, beliau menjawab sesuai dengan keadaan si penanya atau memberitahukan umatnya tentang berbagai kondisi di mana seseorang dapat digolongkan baik agar ia bisa memperbanyak kebaikan, atau digolongkan buruk agar ia bisa menjauhi keburukan.

وفي الحديثِ: الحثُّ على التَّزوُّدِ مِن الطَّاعاتِ كلَّما زاد العُمرُ. وفيه: أنَّ الزِّيادةَ في عُمرِ المُحسِنِ علامةُ خيرٍ، والزِّيادةَ في عُمرِ المسيءِ علامةُ شرٍّ.
Dalam hadis ini, terdapat dorongan untuk selalu memperbanyak amal shaleh seiring dengan bertambahnya usia. Dan ini menunjukkan bahwa penambahan umur orang yang baik adalah tanda kebaikan, sementara penambahan umur orang yang buruk adalah tanda keburukan.

Posting Komentar